PASRAH
Padamu aku berserah
Kutumpukan segala resah
Kusyukurkan segala berkah
Kadang kucoba berpaling dari padamu
Kiranya ada yang lebih kasih dan peduli padaku
Lalu kuberlari meninggalkanmu
Kuturuti ajakan nafsu
Pada pertengahan jalan
Kau bisikan hikmah dalam dadaku
Tapi kubilang aku bosan
Lalu aku terus berlalu
Di ujung jalan itu ternyata jurang
Aku terperosok ke dalamnya
Lalu berteriak minta tolong
Dan kau datang sebagai yang pertama
Dalam sesal aku berlutut
Di hadapanmu aku bersujud
Kaulah satu-satunya yang pantas dan patut
Hanya padamu ake bersembah
(2011,19 th Dec 21:21 pm in a very hot room)
IBUKU BURUH TANI
Ibuku buruh tani
Datang ke sawah tiap pagi
Pulang menjelang petang
Betisnya kokoh menopang
badan membungkuk
Bergumul lumpur kotor
meliat
Tangannya mengayun
mengikuti irama jantung tak tik tuk
Jari bergerak cepat dan
tepat
Menancapkan padi di permukaan tanah
Lelah... lelah katanya
mendesah
Panas mentari membasuh
kulit
Peluhnya asin menyambar
bibir
Dibiarkan saja biar tak
payah bangkit
Berdiri lagi lelahnya bikin
badan sakit
Merpati lalu tepat di atasnya
Ibanya teteskan airmata
Ibuku mendongak dan
berkata
“Merpati...
Jangan kasihani aku
Hidupku adalah kerja
Amalku buat anak di rumah
tertawa
Kasihanilah mereka
Anjing berdasi dalam
gedung bertingkat
Yang dengan satu ketukan
palu
Membebaskan para
penghianat
Dan pada coretan tanda
tangan bagai liukan kawat
Membuat rakyat melarat
Berapa banyak tumpahan
tangisnya kelak diakhirat”
GADIS MALANG
Senja redup awan melungkup
Kelelawar lepas ke angkasa luas
Pohon malas daun meniung
Petani lelah berkemul sarung
Dingin... dingin... malam temaram
Duhai gadis berhati bingung
Wajah murung duduk termenung
Mata kosong menembus gunung
Menanti abang pulang ke kampung
Bunda belai rambut Si gadis
Hitam lurus tergerai manis
Sudahlah sayang hari sudah gelap
Masuklah ke kamar tidurlah lelap
Gadis menangis dalam pelukan
Bilakah abang kan pulang?
Tanya Si gadis harap jawaban
Abangmu kini suami orang
Demikian jawaban untuk Si gadis malang
Dingin... dingin... malam temaram
(Kendari, 26 februari 2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar